-->
Bercengkrama dengan Kera di Wisata Alam Sangeh

Sangeh merupakan salah satu tempat wisata terkenal di Pulau bali. Kawasan ini terletak di Desa Sangeh, Abiansemal, Badung. Bagi Anda yang ingin menuju tempat ini dari Denpasar, makan Anda bisa menempuh perjalanan selama 45 menit. Salah satu hal yang menjadi daya tarik Sangeh adalah terdapat monyet atau kera hutan yang berkeliaran dengan bebas di desa ini. Kera-kera tersebut menjadi hewan keramat karena di tengah hutan sana, terdapat Pura Bukit Sari yang didirikan oleh Kerajaan Mengwi pada zaman dahulu. Menurut kepercayaan penduduk Sangeh, kera-kera tersebut memiliki raja yang memiliki tiga wilayah kerajaan.

Menurut legenda,adanya Pura Bukit Sari di hutan ini diceritakan secara mitologis dalam Lontar Babad Mengwi. Diceritakan putri Ida Batara di Gunung Agung berkeinginan untuk disungsung di Kerajaan Mengwi. Atas kehendak beliau maka hutan pala yang ada di Gunung Agung tempat putri Ida Batara Gunung Agung bermukim pindah secara misterius pada waktu malam. Ketika perjalanan baru sampai di Sangeh, telanjur ada penduduk yang melihat perjalanan tersebut. Hal ini konon yang menyebabkan hutan pala tersebut tidak bisa berjalan lagi menuju Mengwi dan berhenti di Desa Sangeh sekarang. Konon putra angkat Raja Mengwi yang pertama I Gusti Agung Putu yang bergelar Cokorda Sakti Blambangan menemukan bekas bangunan pelinggih. Putra angkat Raja Mengwi tersebut bernama Anak Agung Ketut Karangasem. Atas penemuan tersebut Cokorda Sakti Blambangan memerintahkan untuk membangun kembali pura tersebut dan diberi nama Pura Bukit Sari. Yang dipuja di pura tersebut adalah Ida Batara Gunung Agung dan Batara Melanting. Pura Besakih di lereng Gunung Agung itu tergolong Pura Purusa atau sebagai jiwa dari Pulau Bali.

Terlepas dari kepercayaan tersebut, Sangeh merupakan tempat yang indah yang wajib Anda kunjungi bila Anda menghabiskan waktu liburan di Pulau Bali. Ratusan kera di desa ini biasanya akan muncul pada pagi hari untuk mencari makanan. Anda tak perlu khawatir, karena di Sangeh terdapat banyak pawang kera yang akan membantu Anda untuk lebih dekat dengan hewan tersebut dengan aman. Saat memasuki kawasan ini, Anda akan disambut oleh pemandangan ratusan kera yang bergelantungan di atas dahan pohon sambil sesekali berteriak riang untuk menuju tempat makanannya. Para wisatawan Sangeh juga bisa memberi makan kera-kera tersebut berupa kacang yang dapat Anda beli di loket penjualan tiket masuk.
Selain obyek wisata, Sangeh juga merupakan kawasan hutan lindung yang luas areanya sekitar 14 hektar dan sebagian besar ditumbuhi dengan pohon-pohon pala (dipterrocarpustrinervis) setinggi lebih kurang 50 meter serta dihuni oleh sekitar 700 hewan kera abu-abu (macaca faciculais). Untuk mengunjungi kawasan ini akan dikenakan biaya masuk sebesar Rp. 5.000,-, dan terdapat beberapa petugas pengelola lokasi atau pemandu yang berpakaian adat Bali yang siap membantu setiap pengunjung. Beberapa petunjuk untuk memasuki kawasan ini antara lain berpakaian sopan dan tertib, hati-hati dengan membawa barang-barang bawaan, dan dilarang untuk mengganggu kera. Sebelum memasuki area Sangeh, dianjurkan untuk membeli sebungkus makanan untuk kera berupa kacang atau jagung yang banyak dijual di kios-kios sekitar areal parkir.
Memasuki kawasan ini, pada candi bentar (pintu gerbang) terdapat patung besar yang berwujud ksatria raksasa, yaitu Kumbakarna yang sedang dikeroyok puluhan kera-kera. Patung ini menggambarkan kisah perwayangan Ramayana yang sangat dikenal masyarakat Bali. Di sekitar patung Kumbakarna terdapat dua patung singa, yang salah satunya terlihat sedang mengasuh seekor anak kera. Setelah memasuki pintu gerbang akan melewati jalan sepanjang lebih kurang 200 meter menuju hutan pala yang setiap sisinya dipagari dengan tembok batu-batu kali besar yang disusun tidak beraturan. Pada area hutan akan menemukan sebuah pura kecil yang disebut Pura Melanting dan pura yang lebih besar yang dinamakan Pura Pucak Sari. Pada pelataran pura ini, sering kali dipenuhi oleh kera-kera yang tengah bercanda riang. Di bagian sudut pura, terdapat beberapa patung-patung kera sebagai bagian dari arsitektur pura yang menakjubkan dan menurut ceritera masyarakat setempat, hutan dan kera-kera Sangeh merupakan duwe yaitu milik kepunyaan dewa yang melindungi tempat ini. Di penghujung jalan menuju pintu keluar yang agak memutar, terdapat sebuah pohon pala raksasa yang dikeramatkan. Pohon ini mempunyai keunikan dan dinamakan Pohon Lanang Wadon (pohon laki-perempuan). Dinamakan demikian, karena pohon pala ini berbentuk seperti kelamin pria dan wanita yang saling bersebelahan. Keajaiban pohon ini menjadikan salah satu keunikan-keunikan yang menarik di kawasan wisata Sangeh bersama tingkah laku kera-kera dan hutan lindung yang dilestarikan. Kelestarian dan kedekatan masyarakat dengan hewan di sangeh ini menjadi nilai keindahan tersendiri, sehingga tempat ini merupakan salah satu tempat wisata pavorit yang wajib di kunjungi. Salam wisata

LihatTutupKomentar